Penyair membutuhkan ruang khusus untuk pendengarannya. Dimana sunyi ditengah keramaian adalah ruang istimewa baginya. Menempatkan pandangan dan pemikiran kepalanya berdiam manis amati keramaian lalu dimasaknya ke dalam tunggku tangannya yang istimewa itu.
Penyair butuh ruang khusus. Ruang Penyair yang penuh dengan semilyar gagasan puitis masa depan. Penuh anggun kritik kehidupan. Penuh emosi cinta yang melaun indah meledak elok permai.
Penyair miliki ruang khusus. Adalah tempat dimana symponi alam berterbangan lalu menyatu dalam guratan-guratan indah inspiratif pembangun hari baru yang lebih cemerlang tanpa kelabu cerita. Adalah tempat dimana senandung manjanya angin mampu masuk namun enggan pergi entah kenapa. Karna ruang penyair penuh sesak dengan segala kehangatan murninya cinta.
Penyair hanya tahu satu ruang khusus. Adalah hatinya. Adalah tempatnya hidup bersama sabda-sabdanya. Senandung indahnya. Lantas emas diamnya itu adalah tempat khusus cintanya. Dan baginya cintanya mereka adalah tempat maha karya terkhusus dan teristimewanya.
Penyair butuh ruang khusus. Ruang Penyair yang penuh dengan semilyar gagasan puitis masa depan. Penuh anggun kritik kehidupan. Penuh emosi cinta yang melaun indah meledak elok permai.
Penyair miliki ruang khusus. Adalah tempat dimana symponi alam berterbangan lalu menyatu dalam guratan-guratan indah inspiratif pembangun hari baru yang lebih cemerlang tanpa kelabu cerita. Adalah tempat dimana senandung manjanya angin mampu masuk namun enggan pergi entah kenapa. Karna ruang penyair penuh sesak dengan segala kehangatan murninya cinta.
Penyair hanya tahu satu ruang khusus. Adalah hatinya. Adalah tempatnya hidup bersama sabda-sabdanya. Senandung indahnya. Lantas emas diamnya itu adalah tempat khusus cintanya. Dan baginya cintanya mereka adalah tempat maha karya terkhusus dan teristimewanya.