Selinap rasa baur reruntuhan masa.
Menjangkau percaya abadi keatas mega.
Terkasih engkau terkasih.
Membuntukan ruang namun enggan tertutup.
Tangan mengalir luruh terus meluruh.
Ini bukan kata intelektualitas sastra.
Ini usungan hati bersastra.
Disini bukan ilmu dari guru.
Ini ilmu dari pengalaman dan waktu.
Terima kasih padamu yang mengakui keserhanaan kataku dijadikan kesempurnaan seni kata.
Tiada lepas kuberkarya indah tanpa diriya kekasih hati.
Dia lah segalanya bagiku.
Terima kasih salam bagimu sahabat-sahabat sesastra hati.
Terutama bagimu seluruh karyaku terdedikasikan, kasih hatiku.